Welcome to Walang Adventure

Blog ini, kami buat sebagai media informasi bagi siapa saja yang membutuhkan.
Selamat menikmati segala informasi yang ada di blog ini.
Semoga cerita yang ada di sini bisa memberikan inspirasi yang positif bagi para pembacanya..

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pantai Pangumbahan





Sehabis magrib kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Pangumbahan. Cukup sulit medan yang kita lalui untuk menuju Pantai Pangumbahan. Beberapa kali mobil kita terjebak dikubangan lumpur. Untungnya malam itu tidak hujan sehingga memungkinkan kami untuk melanjutkan perjalanan sampai ke penangkaran penyu.

Pantai Pangumbahan merupakan pantai yang indah ditumbuhi rumpun pohon pandan tikar dengan pasir putih yang lembut, sangat cocok dan disenangi penyu untuk bertelur. Penyu biasanya bertelur di bawah rimbunan pohon pandan.

Meskipun sudah dikenal para wisatawan domestik dan mancanegara jalan masuk ke pantai Pangumbahan tidak beraspal. Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari wisatawan yang terlalu banyak yang nantinya akan merusak habitat tempat penyu hijau ini bertelur.

Ternyata keadaan di tempat penangkaran sudah lebih tertata saat ini. Dahulu kami bebas dan boleh langsung menuju pantai pangumbahan. Ternyata sekarang areal masuk pantai sudah diberi pagar dan kita tidak boleh sembarangan masuk ke areal pantai tetapi mesti ditemani guide.

Tidak lupa kami membeli tiket masuk Rp 5000/orang. Kami diharuskan menunggu di pos penangkaran penyu sampai petugas penjaga pantai mengabarkan ada penyu yang datang dan telah bertelur.

Sambil menunggu izin masuk ke pantai kami berfoto-foto bersama tukik anak penyu yang baru menetas. Rupanya sekarang ini setiap hari, tepatnya setiap pukul 5 sore, di Pantai Pangumbahan ada pelarungan tukik-tukik ini ke laut. Sayang sekali kami tidak tau akan hal ini, jadi ga bisa ikutan melarung tukik dech.


Setelah menunggu cukup lama mulai dari pukul 08.00 malam sampai pukul 01.00 malam, Kami baru mendapat kabar bahwa ada seekor penyu yang mendarat dan bertelur di pos 2. Wow suasana malam itu persis suasana tahun baru lho. Ratusan orang di tengah keheningan malam langsung menyerbu Pantai Pangumbahan menuju pos 2. Malam itu gelap gulita, cuma ada bulan sabit dan bintang-bintang, tetapi kami dilarang menyalakan senter dan mengarahkan blitz camera ke arah laut. Menurut penjaga pantai, penyu adalah binatang yang sangat sensitif, jadi cahaya senter atau blitz dapat mengurungkan niatnya untuk mendarat ke pantai dan mereka ga jadi mendarat ke pantai dan akan balik lagi ke dalam laut.

Ternyata malam itu hanya ada satu ekor penyu yang bertelur. Praktis penyu selebriti ini di serbu orang-orang untuk foto bareng. Kasian sebenarnya tapi kami juga ga mau meninggalkan momen langka ini. Tetapi akhirnya kami memutuskan untuk menunggu antrian foto itu berakhir sehingga kami bisa lebih leluasa berpose bareng penyu itu dech…wkk teteup narsis…hahaha.




Perburuan penyu berakhir pukul 02.00 malam. Malam itu juga kami bermaksud balik ke Pantai Ujung Genteng dan bermalam di sana. Rencananya pagi harinya kami akan mengejar sunrise di Pantai Cibuaya. Kalau balik ke rumah Ummi waktunya ga akan cukup. Akhirnya kami memutuskan mengahiri malam di emperan toko yang ada di Ujung Genteng. Untung ada keluarga Kak Amran yang tidur di dalam mobil espass. Insya Allah aman dech.