Welcome to Walang Adventure

Blog ini, kami buat sebagai media informasi bagi siapa saja yang membutuhkan.
Selamat menikmati segala informasi yang ada di blog ini.
Semoga cerita yang ada di sini bisa memberikan inspirasi yang positif bagi para pembacanya..

Senin, 26 April 2010

Danau Segara Anakan

Subhanallah adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut kami ketika melihat keindahan danau segara anakan. Suara gemuruh ombak yang memecah tebing2 terjal disekitar danau membuat kami tak sabar untuk segera mencicipi air yang terhampar diatasnya.. Bahkan, kedua orang temanku sampai rela mengambil jalan pintas dengan cara menuruni tebing yang curam.. ououuu siapa dia???? Wonderwomen deh yang pasti..hihiiii


nyang lewat jalan pintas

Sedangkan aku dan beberapa teman lainnya, berusaha mengikuti jalur yang benar tapi agak jauh jadinya, g apa deh sing penting sama2 sampe. Setibanya disana, ternyata sudah banyak pengunjung lain yang telah menikmati keindahan danau tersebut. Mereka sedang asyik bersantai di pinggir danau. Melihat kami datang dengan membawa lumpur yang masih menempel di kaki, mereka semua langsung menyambut kami dengan komentar2 or lebih tepatnya ledekan..hiks..;(

Tanpa dikomando lebih dulu, masing2 dari kami segera menceburkan diri ke dalam air sembari meniatkan diri untuk membersihkan kaki yang penuh lumpur.., tak puas bermain di pinggir danau kami melakukan ekspansi ke tengah danau bahkan sampai mendaki tebing yang ada di sebrang danau.







Terprovokasi oleh perkataan pengunjung lain bahwa dari atas tebing kita bisa melihat lumba-lumba liar yang sedang berenang, aku dan seorang temanku nekad melakukan ekspansi ke sebrang danau.. Sambil menikmati keindahan alam bawah air, kami berenang tanpa menggunakan alat rescue apapun.

Sesampainya di sebrang, aku dan seorang temanku mendaki tebing karang yang terjal lagi2 tanpa alat rescue apapun.. Niat hati ingin bertemu si lumba-lumba apa daya yang ditemui adalah hamparan tebing terjal yang mengarah langsung kesamudra lepas.. hiiii asli ini mah pas nyampe di atas ga berani lagi bergerak (beku seketika) coz pemandangannya ternyata menyeramkan pisssaaaan. Yang terbayang adalah ombak besar yang menghantam karang dan menghempaskan kami ketengah2 samudra.. hiiiii..

Tak terasa cukup lama kami berada diatas tebing tanpa kami menyadari bahwa semakin siang permukaan air di danau tersebut semakin tinggi. Dan temanku terdeteksi mengidap syndrome panike alias suka panic getoh klo ga napak saat berenang.. Sebelum menyebrang aku memberikan sedikit motivasi bahwa kami akan berhasil dengan asumsi bahwa tinggi airnya sama kayak waktu menyebrang awal.
Ternyata…, dalam waktu 1 jam air di danau tersebut sudah pasang sekitar 1m, hmmm.. kontan saja temanku yang satu itu panic buangeeed karena ga ada tempat untuk berpijak.. Beberapa kali ia kelelep di dalam air, beberapa kali juga aku berusaha untuk menariknya dan membawanya secepat mungkin ke tempat yang aman.., namun ternyata kondisiku juga tidak memungkinkan untuk berenang dengan cepat.. al hasill.., tanda SOS pun terdengar.. “Tooooolooooong”..
Yang lebih parahnya disekitar danau sudah tidak ada orang, kecuali kak Dj yang menatap aneh ke arah kami dan baru menyadari bahwa kami berada dalam kesulitan karena mendengar sinyal SOS tadi.. Ia lalu meneruskan sinyal SOS itu ke tepi danau.

Alhamdulillah, setelah itu aku melihat ada orang yang datang dan mendekat kearah kami. Karena ia datang seorang diri aku langsung memintanya untuk menyelamatkan temanku yang sedang dalam kesulitan besar.
Begitulah ceritanya hingga kami berdua selamat sampai ke tepi danau..
Dan….sampai akhirnya ini menjadi kisah yang akan kami ingat selalu (berada diantara hidup dan mati serta bertemu pahlawan sejati uhuuuuy ^o^) by: -muts-

Jumat, 09 April 2010

Tour de Java

Pulau Sempu (27 Desember 2009)

Memang tujuan awal kami melakukan perjalanan adalah untuk menyambangi P. Sempu yang menurut informasi hasil browsingan tempatnya ajiiiiib banget sampe2 dijuliki The Beach-nya Indonesia (dari film The Beach-nya Leonardo D Caprio).

Untuk bisa menikmati keindahan alam di pulau tersebut kita harus ijin sama pengawas setempat, karena memang wilayah itu bukanlah tempat wisata. Biasanya, sang pengawas akan memberitahukan hal2 apa aja yang boleh dan ga boleh dilakukan di Pulau, dan sessi terakhir adalah salam tempel ke pengawas masing2 org kena charge Rp 5.000 *cling*.


Lagi minta ijin ke pengawas setempat

Sebenernya, keindahan alam yang tersembunyi di tengah P. Sempu adalah sebuah danau, namanya Danau Segara Anakan. Danau yang dikelilingi tebing-tebing curam yang membatasi Samudra Hindia, dan untuk sampai kesana kita perlu berjalan kaki.

Pagi hari setelah sarapan, kami bersiap-siap berangkat menggunakan kapal yang kami sewa dengan harga Rp 100 rb (PP). Rencananya setelah tiba disana, kami janji bertemu dengan seseorang yang akan mengantar kami ke tempat tujuan (Danau Segaro Anakan). Saat kami mengabarkan bahwa kami sudah siap berangkat, tiba-tiba orang tersebut memberi kabar bahwa jalan yg akan kami lalui rusak parah dan berlumpur karena diguyur hujan semalaman. (Waaah.. hawa petualangan seru mulai terasaaa…)

Mengingat perjuangan perjalanan kami dari Jakarta, rasanya ga rela klo kami menyerah hanya karena jalan rusak dan berlumpur.. Al-Hasil dengan semangat dan tekad yang kuat membara kami nekaD melakukan perjalanan yang sangat menantanG..

Ketika sampai di P. Sempu, kami harus menerima kenyataan bahwa kami harus menerjang masuk ke dalam pulau sendirian. Baru beberapa langkah memasuki pulau, serbuan lumpur yang sangat licin menghadang. Semakin ke dalam lumpur semakin tebal dan pekat hingga kami harus rela berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Ditengah-tengah keyakinan untuk melanjutkan perjalanan yang mulai goyah, kami mendengar ada sekumpulan orang yang mendekat, ternyata mereka adalah para potter yang sudah di pesan untuk menjemput pegunjung disana. Dari sekian banyak orang tersebut, hanya ada seorang bapak yang tergerak hatinya dan merasa kasihan melihat kami berjalan tertatih-tatih di tengah pulau yang sepi tanpa ada yang menemani, akhirnya si bapak tersebut dengan sukarela dan niat tulus ikhlas membantu kami melewati tantangan yang luarr biasa berat tersebut.

Alhamdulillah! Kami sangat beruntung, bisa bertemu dengan Pak Safari. Selama perjalanan, beliau dengan sabar membantu kami yang terkadang terjebak dalam lumpur yang licin dan dalam. Berkali-kali kami pun terjatuh dan tertusuk duri yang ada di sekeliling batang pohon. Belum lagi kami harus melawati jalan yang menanjak dan menurun dengan tajam, sebuah jembatan kayu yang amat sangat licin, dan jalan setapak yang berlumpur dan di pagari oleh jurang terjal.. Huufff benar-benar petualangan yang sangat mengesankan..









Tapi....,semua kelelahan dan kesulitan yang kami hadapi terbayar oleh pemandangan spektakuler yang bisa kami saksikan dan rasakan.




by: -muts-

Kamis, 08 April 2010

Sendang Biru Beach

Second Day @ Sendang Biru Beach (26 Desember 2009)

Menuju sendang biru.

Kepanjen…Hmmm… tempat apa ya??? Asing banget.. Keluar dari stasiun kami celingak-celinguk mencari bis ke arah Turen, beruntung di depan stasiun banyak banget bus yang ngetem tinggal tanya, nego harga, Brangkat deh..*cling* keluar uang Rp 10.000/org. Sampe di Turen kami masih harus mencari mobil yang mau membawa kami ke Sendang Biru.
Lagi-lagi proses negosiasi dengan supir bus terjadi, hasilnya kami mengeluarkan biaya Rp 12.000/org*cling*(sebenernya sih nego awalnya 10 ribu tapi mengingat lokasinya jauuuuuhhh banget ya sadar diri aja deh nambahin ongkos transportnya –effort-). Oiya jangan kaget ya, klo naek mobil ini tuh kita umpel-umpelan dan jangan harap bisa bergerak leluasa di mobil ini ya, asli pas turun pinggang pada pegel dah.
Sekitar jam 1 kita sampe di Sendang biru, jangan lupa bayar tiket masuk Rp 4.000/org. Tujuan utama kami setelah sampai adalah mencari penginapan. Disana tidak banyak penginapan yg tersedia, jadi kita harus banyak nanya ma warga sekitar untuk bisa mendapatkan tempat menginap.
Setelah istarahat, makan bakso, dan sholat, dua orang temanku pergi mencari info penginapan. Hasilnya mereka mendapatkan sebuah rumah dengan 2 kamar yang siap di sewakan untuk kami.. *cling* keluar uang Rp 100 rb u 2 kamar..

Jjs (jalan-jalan sore)

Setelah bersih2 badan, kami mencari tempat untuk makan siang. Beruntung di dekat penginapan ada sebuah rumah makan yang menurut warga setempat makanannya enak. Karena lapar yang teramat sangat kami memesan 2 buah ikan kakap merah besar plus tambahan lauk lainnya…(walaaah.. ketauan deh gembulnya heheheee).
Makan siang selesai, kami berjalan-jalan menyusuri pantai sendang biru yang sangat indaH.. sambil mencari perahu yang bersedia menantarkan kami ke P. Sempu yang tepat berada di sebrang pantai sendang biru





by: -muts-

Sendang biru, P. Sempu

Pulau Sempu, Malang, Bromo, Jogja….

First Day @ MATARMAJA (25 Desember 2009)

Janji berkumpul pukul 8 di halte dekat pintu tol Cilandak, aku pun bergegas pergi karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.45. Perjalanan kali ini di ikuti oleh 6 orang para petualang cantik, mereka adalah: K’Neneng, K’Liz, K’Dj, K’Rahmi, K’Desi, dan aku sendiri. Setelah semua personelnya lengkap, kami segera meluncur menuju stasiun jati Negara, karena kami berencana menggunakan kereta api ekonomi Matarmaja jurusan Jakarta-Malang dengan biaya sebesar Rp 55.000/org *cling* kas pertama keluar

Berdasarkan informasi yang kami dapat melalui hasil survey sehari sebelum keberangkatan bahwa kereta tersebut akan sampai di stasiun Jati Negara pada pukul 09.00, namun apa yang terjadi ternyata kereta baru datang pukul 13.00. Hmm….ini adalah perjuangan kami yang pertama yaitu menunggu kereta selama 4 jam *hiks..hiks…

Perjuangan kami selanjutnya adalah berebut bangku dengan penumpang lain. Melihat saingan (penumpang lain) yang jumlahnya semakin siang semakin banyak, salah satu temanku (K’Neneng) mencetuskan sebuah ide..

” Ok.. kayaknya kita perlu atur strategi nih, ntar gw, Lis, sama Desi masuk duluan nyari tempat duduk, kalian bawain barang kita ya? Supaya kita gampang nyelusupnya”.

“ Siiiippppp” seru 3 orang yang lain (aku, K’Rahmi, dan K’Dj).

Begitu kereta sampai…, benar saja semua orang berebut masuk ke dalam kereta meski kereta belum berhenti dengan benar.. Dua orang temanku (K’Liz dan K’Neneng) segera mencari celah untuk masuk ke dalam kereta yang masih penuh sesak dengan penumpang yang akan turun.. Saat mereka berdua berusaha melawan arus agar bisa masuk tiba-tiba terdengar teriakan seorang ibu dari dalam kereta

“ Sek Sek Sek Sek to”

kontan kedua temanku itu langsung mundur dengan teratur.. *Mental preman kedua temanku langsung rontoG seketika dengan kejadian itu.. Melihat kedua temanku kesulitan masuk ke dalam kereta, temanku yang lain (K’Desi) berinisiatif masuk melalui gerbong yang lain tentu saja. Alhamdulillah beliau dengan sergap langsung mencari tempat duduk untuk kami semua.., beruntung karena kami semua bisa duduk dalam satu kelompok.

Tak lama setelah kami duduk terdengar sebuah keributan yang membuat hati kami miris.. Ceritanya ada seorang ibu yang dengan susah payah mendapat tempat duduk, eehh… dengan seenaknya di usir oleh para calo tempat duduk karena tidak mau membayar tempat duduknya kepada calo tersebut * ya iyalah, ngapain mesti bayar lagi kita kan dah beli tiket masa untuk dapet duduk aja mesti bayar lagi* ….Huuuuhhhh kessseeeeel banged ngeliatnya…. Alhamdulillah itu semua tidak terjadi sama kita…

Perjuangan selanjutnya setelah mendapatkan tempat duduk yang lumayan nyaman adalah berjuang melawan hawa panas dan sesak karena posisi matahari yang memang tepat berada di atas kepala kami.. Dari stasiun Jati Negara selanjutnya kereta tersebut berkunjung ke stasiun Senen, agak lama juga berhenti disana yang membuat kami resah dan gelisah campur kepanasan dan kegerahan. Al hasil beberapa tukang penjual kipas mendapatkan rezeki melalui tangan kami..

Sepanjang perjalanan begitu banyak orang berlalu lalang menawarkan barang dan jasa.. Ada yang memang berjualan dan berdagang ada pula yang cuma seprat-seprot minyak yang baunya bikin pusyiiing dan minta uangnya maksa lagi… eleh..eleh ekonomi…mentang2 bayarnya murah.., servicenya ampuuuun dah ParaH banged. Saking sebelnya sama si tukang semprot sampe2 salah satu temenku (K’Neneng) nyeletuk

“Bang.. ga usah di semprooot, temen saya da yang lagi HAMIL, ga suka bau begituan” *sambil nunjuk ke arah K’Rahmi yang lagi mabok tapi ga HAMIL hehehee…

Ehh… abangnya ga mau kalah set, langsung dia bales….

“Ah…, istri gw juga lagi hamil… Noh.. liaaat, dia biasa aja tuh…”

Tweewweeeew…. Ternyata bener istrinya si abang ntu lagi hamil

Tak terasa waktu cepat berlalu, hari pun semakin lama semakin gelap, perut keroncongan, penampilan dah ga usah dibahas yang pasti ancur, plus baunyaaa…….., setelah seharian numplek dikereta yang penuh sesak penumpang berupa-rupa.. Semakin malam ternyata kami semakin ghiroh berkomunikasi alias ngobrol. Sampe-sampe penumpang lain berkali-kali menunjukkan aksi keberatan dengan cara mengeluarkan kode peringatan berkali-kali, tapi kami teteup ajah ngobrol ngalor ngidul, ketawa ketiwi. Sampai akhirnya salah seorang penumpang dengan nada sedikit kessal berkata…

” Aduh…. Ibu2 klo masih blum pada ngantuk boleh ga gantian saya yang duduk, saya mau tidur neh…..”

BeuH.. ucapan begini mah wajib mendapat serangan balik…

“Yaaa…. Ngga’ lah…” semua serempak menjawab

Alhamdulillah! Perjalanan panjang selama 12 jam dalam kereta ekomoni berhasil kami lalui dan sampailah kami di tempat yang bernama KEPANJEN.. by: -muts-


Rabu, 07 April 2010

OTW to Pulau Pramuka (Paradise Island)

Setelah berhasil menyambangi pulau rambut, kami mendiskusikan the next journey.. Setelah berdebat panjang dan sengit akhirnya kami sepakat petualangan berikutnya adalah pulau pramuka…
Pagi-pagi hari kami sudah harus bangun dan bersiap untuk berangkat menggunakan sebuah kapal yang terkenal padat penumpangnya.. dan… benar saja, setelah menunggu kira2 30 menit, datanglah sebuah kapal besar yang sudah penuh penumpang, ada rasa takut ketika naik kapal tersebut, penumpangnya berjubel banget…, tapi memang itu satu2nya kendaraan menuju pulau tersebut dan mau tidak mau kami tetap harus naik ke kapal tersebut karena kapal tersebut hanya datang 1 kali dalam sehari.., kalau terlewat kami harus menunggu esok hari untuk berangkat..
Karena sudah tidak ada tempat di dalam kapal, kami pun terpaksa duduk di atas dek kapal yang tidak ada pegangannya. Awalnya kami sangat takut karena kapal bergerak ke kiri dan kanan terkena hempasan ombak yang membuat kami seperti akan terlontar ke laut.. Al hasil kami hanya duduk manis tanpa berani menggerakkan badan sedikitpun, walaupun hanya sekedar membetulkan posisi duduk.
Selain ketakutan yang kami rasakan, ternyata ada perasaan senang yang luar biasa dimana kami dapat menikmati hempasan angin yang membelai wajah serta memanjakan mata dengan pemandangan laut biru yang luas tanpa batas.. Sungguh sebuah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidup. Semua pengalaman ini bisa kamu rasakan juga hanya dengan mengeluarkan biaya Rp 25.000 (klo dari P. Untung jawa)



First Day @ Pulau Pramuka
Sampai di pulau pramuka tepat pukul 11.00. Pemandangan laut yang jernih bak melihat ikan dalam aquarium membuat hati kami girang tak kepalang.. Sungguh sebuah pemandangan alam bawah laut yang sangaaD indaH, karena dengan mata telanjangpun kami dapat melihat berbagai makhluk cantik yang ada di bawah laut..
Saking terpesonanya kamipun merasa ingin langsung nyemplung, klo ga inget itu laut bukan kolam renang.. (hehe abis bening bangeeD). Pada awal rencana kami hanya akan berjalan-jalan mengelilingi pulau tanpa harus menginap disana.. Tapi…, apa daya kami tak sanggup meninggalkan pulau seindah itu dengan cepat.. dan.. kamipun memustuskan untuk menginap di pulau tersebut.
Perjalanan kami lanjutkan dengan mengunjungi sebuah warung bakso satu2nya di pulau tersebut.. Seperti biasa, makan tak sekedar makan tapi kami juga mencari informasi tentang penginapan murah yang ada disana..
Setelah kenyang kamipun melanjutkan perjalanan menuju tempat penangkaran penyu, karena menurut informasi disana juga terdapat penangkaran penyu.
Selanjutnya, perjalanan berat harus kami tempuh karena teriknya matahari begitu setia menemani langkah kami.. Ditengah2 kepayahan kami menemukan sebuah tempat yang lumayan nyaman untuk berteduh.. ya semacam balai pusat pengkajian dan penelitian wilayah setempat, disana kami ngobrol dengan pengelolanya dan berusaha menggali informasi selengkap-lengkapnya tentang pulau pramuka. Termasuk juga keberadaan ikan yang diberi nama devilfish karena emang rupanya mirip Devill dan suangat berbahaya. Setelah merasa cukup kamipun melanjutnya perjalanan menuju tempat penangkaran tukik dan penyu yang kebetulan tak jauh dari situ.
Di penangkaran penyu kami melihat banyak sekali tukik yang menunggu untuk di kembalikan ke habitat aslinya (laut), tapi kita harus bayar.. 1 tukik Rp 25.000. Setelah puas melihat2 penyu perjalanan kami lanjutkan dengan misi mencari penginapan.
Disana kita tidak bisa menemukan tulisan homestay seperti di P. Untung Jawa, karena memang tempat itu bukan object wisata.. Al hasil kami harus keliling2 tanya warga setempat apakah mereka menyewakan kamar/tidak.. Beruntung kami tak harus berlama-lama mencari, karena kami langsung mendapatkan kamar yang lumayan besar dengan harga Rp 150 rb/mlm.
Setelah puas beristirahat, lebih tepatnya berlindung dari ganasnya sinar matahari kamipun berniat berkeliling pulau. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah penyewaan alat snorkeling and diving. Ternyata harga sewanya tidak terlalu mahal.. Nah pada saat ini kami sangat berminat melakukan snorkeling tapi ternyata nyali ga mendukung karena sebagian dari kami tak bisa berenang..,akhirnya kami menunda acara penyewaan alat snorkeling..
Kemudian kami berjalan mengelilingi dermaga melewati hamparan laut yang bening dan dangkal.. Tak jauh dari dermaga kami melihat beberapa anak setempat sedang memacing ikan.. Melihat mereka berjalan ketengah laut yang dangkal kamipun tergoda untuk mencoba..
Sambil menatap dasar laut yang memang bening, kami dapati berbagai jenis ikan kecil berwarna-warni.., mendekati tengah laut kami teringat cerita tentang ikan devilfish yang kami dengar tadi siang( Haalaahh bikin jiper aja tuh cerita).. Al hasil kami ga berani berlama-lama di dalam air takut kena devilfish…(hiiiiiiiiiii). Setelah puas berjalan mengelilingi pulau kamipun memutuskan untuk duduk manis menikmati sunrise dan udara sore hari di pinggir pantai…
Setelah sholat maghrib, kami tak sabar menikmati suasana malam di pinggir dermaga.. Sampai di Dermaga kami mendapati sekelompok orang yang ingin melalukan kegiatan “night dive”. Hmmm.. kegiatan yang menginspirasi kami untuk berani menyewa alat snorkeling dengan membayar Rp 40.000/org.. Dan di malam yang sepi itu, kami habiskan waktu bersama sinar bulan, hembusan angin, dan keriangan ikan-ikan kecil yang bergerak kesana-kemari terbawa arus.



Snorkeling @ P.Pramuka
Sebenarnya ada beberapa lokasi snorkeling di sekitar P. Pramuka, tapi untuk bisa kesana kami harus menyewa kapal yang biayanya lumayan mahal bagi kami. Akhirnya, kami memutuskan untuk snorkeling di wilayah pantai P. pramuka. Sungguh tak sabar rasanya melihat seperti apa keindahan laut yang sesungguhnya, persiapan pertama adalah mencoba life jacket plus sepatu katak yang cocok ukuran tubuh. Klo udah dapet baru deh kami dianter ke lokasi snorkeling…
Hal pertama yang perlu dipelajari saat snorkeling bagi para pemula adalah pernapasan, yang ga biasa berenang agak sedikit ribet karena ga biasa nafas lewat mulut, tapi tenang aja kegiatan ini mudah dipelajari kok ;). Selanjutnya adalah belajar berenang dengan sepatu katak.., khusus bagian cara berjalan dan merubah posisi dari abis renang ke berdiri perlu teknis khusus. Nah klo udah lulus melakukan kedua hal tersebut, baru deh bisa berkegiatan snorkeling dengan nyaman, aman, dan menyenangkan..
Kegiatan ini wajib di coba bagi kamu2 yang berniat berkunjung ke P. Pramuka.., It’s wonderfull experience..



@Go Home

Sekitar jam 12 kami keluar dari penginapan menuju dermaga.., sambil mencari tempat untuk makan siang. Di sebelah kanan dermaga ada sebuah rumah makan yang sejak hari pertama sudah kami incer karena itulah satu2nya rumah makan yang menyediakan menu ikan bakar. Tanpa banyak diskusi kami sepakat makan siang di tempat itu.
Sambil menunggu makanan datang kami ngobrol dengan pemilik warung, ia adalah seorang ibu tua yang masih terlihat gagah.. Ibu tersebut kemudian menceritakan kisah pengalaman dirinya saat berenang menyebrangi lautan menuju Pulau tetangga (Panggang) dimasa lalu. Wuihh.. manteb dah si ibu kuat beneeerrrrrr..
Tanpa terasa obrolan kami semakin panjang dan lebar, sampai akhirnya terjadi sebuah percakapan yang sangat penting bagi kami..
“Ibu punya kapal juga?”
“Punya”
“Siapa yang bawa kapalnya?”
“anak saya”
“Biasanya dipake untuk apa bu?”
“Ya.. disewaain buat nganter penumpang”
“O… berapa harga sewanya bu?”
“ya.. sekali jalan sekitar 2,5 jt”
(Hmmm muahaaaal)
“Banyak ya bu yang nyewa?”
“ya banyak.., ini ntar sore anak saya mau jemput penumpang di daratan, nah klo neng mau bareng sama anak saya aja pulangnya”
(cling-cling neh dengernya)
“kapalnya kosong dari sini, neng bayar aja sesuai tarif kapal ojek.., lumayan kan ga perlu berdesakan ma penumpang lain”
(semakin cling-cling dengernya karena sesuai budget)
“bener nih bu, emang anak ibu mau berangkat jam berapa?
“sebentar lagi juga anak saya kesini”
“Ok. Deh bu, kita ikut kapal ibu aja” (bling bling bling)
Jadinya kami pulang dengan kapal pribadi.., manteb daaahhhh…



By: -muts-

Pulau Rambut

Kepulauan Seribu (Untung jawa, Rambut, Pramuka) part II

@Masuk P. Rambut

Melihat pulau rambut dari kejauhan tampak hamparan panjang pantai dengan pasir berwarna putih yang membuat kami tak sabar untuk segera sampai.. Memasuki wilayah pulau rambut kami disambut oleh pengelola setempat, Dia berada di atas sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Hampir saja kami tidak mengenali beliau kalau saja ia tidak menegur kami duluan. Penampilan bapak tersebut mengingatkanku pada sosok tuk bayan tula pada cerita laskar pelangi.. Mukanya memang agak angker. Sekitar 10 menitan kami diceramahin karena mencoba masuk tanpa ijin. Dengan sombongnya si Bapak menjelaskan
“Begini ya.. kalo mau masuk sini itu harus pake surat ijin, kalo ga bawa surat ga bisa masuk”
Wiiiiiii!! padahal…, jelas-jelas kami melihat satu keluarga baru saja keluar dari pulau tersebut tanpa membawa surat ijin. Ketika ditanya harga tiketnya berapa si bapak tak bergeming dan tetap mempermasalahkan surat ijin (aturannya sih sebenernya begitu, pake surat ijin). Sampai akhirnya temanku berinisiatif mengumpulkan uang satu orang Rp 5000,- baru deh si bapak itu diam dan menyetujui kami melihat keindahan pulau tersebut.. (Begitulah caranya kami masuk ke pulau rambut….heheheheeee)



@Ekspedisi Pulau Rambut..

Pulau rambut merupakan pulau yang masih sangat terjaga keasriannya. Terbukti, banyak sekali ‘ee’ burung yang bertebaran dimana-mana. Selain itu, pulau tersebut lebih mirip dengan hutan. Kami pun bisa menjumpai berbagai satwa liar terutama burung, komodo, dan ularrrrrrr….. (huiiihhhhh, tapi si ular Alhamdulillah ga menampakkan diri)
Sambil mendengar penjalasan di penjaga pulau tentang berbagai jenis burung yang ada di pulau tersebut, kamipun serius memperhatikan jalan setapak yang kami lewati.., karena banyak terdapat lubang di sana kami khawatir itu lubang ularrrr hihiiiiiii, padahal mah.., ga tau deng kita ga da yang berani nanya itu takut beneran lubang ularr ntar jadi jipperrrrrr…
Terus masuk ke dalam pulau kami mendapati banyak burung-burung yang sedang bertengger manis di atas ranting-ranting pohon nan tinggi.. dengan sesekali menyipitkan mata agar bisa focus menikmati keindahan burung karena burung-burung tersebut enggan bertengger di barisan ranting bagian bawah.
Tak berapa lama setelah itu kami sampai pada sebuah menara yang terbuat dari besi.. Tinggi menara tersebut sekitar 40 m, hmm… ngeliat dari bawah aja bikin keringet dingin apalagi naeknya. Wah..wah..biarpun pak penjaga bilang pemandangan di atas super duper indah nan mempesona tetep aja takutttttt tinggiiiii.. Tapi tetep harus naik karena pemandangannya kerrrrrreeeeen abizzz





Selain naik ke atas menara, tempat keren lainnya di pulau rambut adalah pantai berpasir putih dan dermaga (sekilas mirip dermaga di cover “sang pemimpi”) Foto session menjadi hal yang wajib di kedua tempat ini.. hehehe..






Pagi hari @ Pulau Untung jawa..
Niatnya sih ngejar sunrise, jadinya pagi – pagi buta kita harus udah mempersiapkan segalanya dan keluar rumah untuk berburu sunrise. Alhamdulillah dapet moment sunrise dan berfoto ria bersama benda dahsyat ciptaan yang Maha Dahsyat. Setelah itu kita berkeliling sebentar menelusuri wilayah hutan bakau, tapi saat kita kesana pohon bakaunya udah ditebang… huaaaa.. gagal rencana berfoto di balik pohon bakau..hiks…

Setelah puas berkeliling, waktunya berpamitan dengan pemilik homestay.., dan yang terakhir saat menunggu kapal ojek di dermaga, kita bertemu dengan pak lurah setempat.. Hihiii dan beliau adalah tetangga dekat rumahku, hmmm.. kenapa ketemunya pas mo pulang sie.. bukan pas pertama dateng???





By : -muts-